Si Penyelamat Budak Seks Tentara Jepang
Pada masa penjajahan Jepang di Asia Tenggara di masa Perang Dunia, banyak remaja belasan tahun dijadikan budak seks oleh tentara jepang itu. di Malaysia pun kena budak seks juga oleh tentara jepang kala Jepang mengokupasi Negeri Jiran. Perempuan di sana kerap menyamar jadi pria agar tak dijadikan budak seks oleh tentara Jepang.
Namun ada yang
bernama Yap Chwee Lan. Ia tetap menjadi perempuan dan justru menyelamatkan gadis-gadis remaja di
Kampung Baru, Johor jadi cengkraman budak seks tentara Jepang. "setiap
harinya, sekitar tujuh hingga delapan remaja dari kawasan akan mendatangi
rumahku karena merasa aman di situ. Mereka tahu, aku bisa fasih berbahasa
Jepang," kata Yap yang kini berusia 90 tahun.
Tentara akan datang
dan mengetuk pintu sambil bertanya ada gadis remaja atau tidak. Dan saya
berkata, 'kenapa kamu butuh perempuan? kamu butuh pembantu?' Mereka sangat
terkejut karena saya bisa berbahasa Jepang," lanjutnya lagi seperti
dikutip dari Asia One Minggu, (9/4/2017). belajar bahasa itu dari mantan
majikannya saya asal Jepang yang menjadi penata rambut di Johor. Saat itu,
masih berusia 13 tahun dengan cepat menyerap bahasa Jepang dan diperlakukan
dengan baik oleh majikannya sekeluarga.
Kefasihan dalam
bahasa Jepang membuatnya dihormati oleh Tentara Jepang kala mereka tengah
menjajah Malaysia. Yap Chwee Lan biasa itu memiliki kekuasaan berkat
kemampuannya itu, yaitu bisa menyelamatkan orang lain. Yap Chwee Lan
menyelamatkan para tetangganya di Kampung Baru Johor dengan mengidentifikasi
mereka kepada tentara Jepang yang bersiap membunuh mereka karena dianggap
berkhianat atau membantu musuh.
Saat remaja, ayahnya
meninggal dunia di usia 7 tahun harus bekerja karena miskin. dia menikah di
usia 15 tahun dan tinggal bersama suaminya Chiew Seng Leung di toko laundry
mereka di Kedai Dobi Shanghai, Johor Baru. Dua hari setelah mereka menikah,
Jepang mulai mengebom Singapura.
Pesawat tempur di
Johor, akan terbang melintasi ke Singapura dua kali sehari untuk mengebom
negara tetangga. Saat Jepang menyerang Singapura, banyak orang berjalan ke
Johor untuk mencari keselamatan. keluarganya dievakuasi ke Tampoi. "Kami
mengemas makanan dan pakaian, dan membawanya dengan sepeda suami saya. Saat
kami berjalan ke Tampoi, kami dihentikan oleh seorang tentara karena dia ingin
sepeda kami. Saya berkata kepadanya dalam bahasa Jepang bahwa sepeda itu milik
kami dan dia pun membiarkan kami berlalu, ".
Setelah Mengetahui
Jepang membunuh karna berkhianat
Dia
terkesan bahwa saya bisa berbicara bahasa Jepang dan memuji saya, mengatakan itu
baik karena saya bisa membantu tentara Jepang," katanya. Dia melanjutkan
untuk bertanya Yap jika mereka memiliki cukup makanan dan memastikan mereka
mendapatkan beras, gula dan tepung sehingga mereka bisa memasak. Yap ditawari
kerja di Singapura untuk menjadi peran komunikasih antara Jepang dan penduduk
lokal. Ia mengambil kesempatan itu bahwa menyadari siapapun yang bekerja kepada
Jepang akan dibunuh. Ia meminta izin keluar dari pekerjaan dengan alasan
keluarga. Diizinkan dan kembali ke Johor Baru.
Namun, sampai di Johor Baru, kondisi Yap
parah. Bos suaminya ditahan bersama banyak orang lain. "Ada banyak bendera
hitam di sepanjang jalan. Itu berarti semua orang harus tinggal dalam rumah
karena Jepang akan menangkapi siapapun yang melintas," kenangnya. Mereka
yang ditangkap akan dibawa ke tempat eksekusi di sebuah rumah di Jalan Abdul
Samad sebelum digiring ke Dataran Bandaraya di mana mereka akan dieksekusi.
Saat saya
tiba di rumah di Jalan Abdul Samad, saya melihat banyak orang berlutut dengan
tangan di kepala. Tentara Jepang dengan bayonetnya menjaga mereka," berkata
Yap. dia diminta mengidentifikasi orang yang dia kenal. "Yap berkata, saya
kenal mereka karena tetangga saya dan meyakinkan mereka bukan pengkhianat.
Mereka pun dibebaskan,"Sementara, sisanya yang tak ia kenali dibunuh
tentara Jepang.
Hingga saat
ini, Yap dan keluarganya masih tinggal di Johor. Di mana, beberpa keturunan
mereka yang diselamatkan Yap masih mengenalinya. "Saat saya berjalan-jalan
di kota, tiba-tiba di sapa, Mereka mengatakan kepada anak cucunya mereka kalau
saya telah menyelamatkan nenek dan kakek mereka," dengan tersenyum Yap.
Bagi Pembaca Semoga Bermanfaat Dan Harus Contoh Sikap Membela Kebenaran.
Sekian Dari Saya... Terima Kasih.
Posting Komentar untuk "Si Penyelamat Budak Seks Tentara Jepang"